Waspada! Pasien Diabetes Rentan terhadap Penyakit Gusi

penderita diabetes melitus rentan terkena penyakit gusi

Diabetes melitus merupakan penyakit metabolik kronis yang sering dikaitkan dengan komplikasi serius, termasuk penyakit gusi atau periodontal. Kedua kondisi ini memiliki hubungan yang erat, pasien diabetes memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami penyakit periodontal, sementara peradangan kronis yang disebabkan oleh penyakit gusi dapat memperburuk kontrol glikemik. Oleh karena itu, penting bagi pasien diabetes untuk melakukan perawatan gigi yang lebih intensif guna mencegah dan mengelola penyakit periodontal.

Mengapa Pasien Diabetes Rentan terhadap Penyakit Gusi?

Diabetes yang tidak terkontrol meningkatkan risiko infeksi, termasuk infeksi pada gusi. Kadar gula darah yang tinggi dapat mempengaruhi kemampuan tubuh untuk melawan infeksi dan memperlambat penyembuhan luka, yang pada gilirannya dapat memperburuk kondisi periodontal. Pasien dengan diabetes yang tidak terkontrol juga lebih mungkin mengalami kehilangan gigi akibat kerusakan jaringan pendukung gigi yang lebih cepat.

gigi keropos

Menurut data dari Klinik Pratama ITB, hanya 22 dari 97 orang pasien diabetes melitus yang rutin memeriksakan giginya. Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran akan pentingnya perawatan gigi dan mulut masih rendah di kalangan pasien diabetes. Padahal, pemeriksaan gigi yang rutin sangat penting untuk mendeteksi dini masalah kesehatan mulut dan mencegah komplikasi yang lebih serius.

Lalu, bagaimana caranya untuk merawat gigi serta gusi bagi penderita diabetes melitus? Nah berikut ini sedikit tips cara merawat kesehatan gigi dan mulut bagi penderita diabetes melitus.

Tips untuk Pasien Diabetes untuk Merawat Gigi dan Mulut

1. Kontrol Glikemik yang Ketat

Mengelola kadar gula darah adalah langkah pertama dan paling penting dalam mencegah komplikasi pada gusi. Kadar gula darah yang terkontrol dengan baik dapat mengurangi risiko perkembangan penyakit periodontal dan meningkatkan respons tubuh terhadap perawatan periodontal. Pasien disarankan untuk memantau gula darah secara teratur dan menjaga kadar HbA1c dalam rentang yang dianjurkan oleh dokter.

2. Pembersihan Gigi dan Gusi yang Intensif:

Pasien diabetes harus menjalani pembersihan gigi secara profesional lebih sering daripada pasien non-diabetes, biasanya setiap 3 hingga 6 bulan. Hal ini untuk memastikan bahwa plak dan tartar yang dapat memperburuk kondisi gusi tetap terkendali. Menyikat gigi dua kali sehari dengan pasta gigi berfluorida dan menggunakan benang gigi setiap hari sangat penting untuk menjaga kebersihan mulut yang optimal.

3. Penggunaan Obat Kumur Antiseptik:

Penggunaan obat kumur antiseptik yang tidak mengandung alkohol, seperti chlorhexidine 0,12% atau 0,2%, disarankan sebelum menjalani prosedur periodontal atau operasi gigi lainnya. Ini bertujuan untuk mengurangi risiko infeksi.

4. Pemantauan Periodik:

Pasien harus mengikuti protokol pemeliharaan periodontal yang ketat setelah menjalani perawatan, termasuk kunjungan kontrol ke dokter gigi setiap 2 hingga 3 bulan selama tahun pertama. Ini memungkinkan deteksi dini masalah gusi yang mungkin timbul dan memastikan penanganan yang cepat.

5. Peningkatan Asupan Nutrisi:

Diet seimbang yang kaya akan nutrisi penting seperti vitamin C dan kalsium dapat membantu menjaga kesehatan gusi. Pasien disarankan untuk berkonsultasi dengan ahli gizi untuk rencana diet yang mendukung kesehatan mulut dan mengendalikan diabetes.

6. Hindari Merokok:

Merokok dapat memperburuk kondisi periodontal dan mengurangi efektivitas perawatan. Oleh karena itu, sangat dianjurkan bagi pasien diabetes untuk berhenti merokok demi kesehatan gusi dan keseluruhan tubuh.

Penyakit gusi merupakan komplikasi serius yang sering diabaikan pada pasien diabetes. Namun, dengan manajemen yang tepat dan perawatan gigi yang rutin, risiko komplikasi ini dapat diminimalkan. Penting bagi pasien diabetes untuk bekerja sama dengan tim medis dan dokter gigi mereka guna memastikan kesehatan mulut yang optimal, yang pada akhirnya juga dapat membantu dalam menjaga kontrol gula darah yang lebih baik.

Sumber:

Rekam medis Klinik Pratama UPT Layanan Kesehatan ITB 2023

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7781257/